Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Bab 5 Psikologi Komunikasi

Rangkuman Bab 5 dari salah satu buku Psikologi Komunikasi, 
di dalam buku ini, terdapat rangkuman tentang strategi-strategi komunikasi di dalam psikologi, 
pertama adalah yang harus di bahas adalah 

1 strategi dan spontanitas. strategi adalah pengunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.Anda menggunakan strategi bila orang menduga anda mempunyai motif-motif tersembunyi anda berkomunikasi dengan udang dibalik batu 

2.Netralitas dan Empati.Netralitas berarti sikap impersonal -memperlakukan orang lain tidak sebagai persona , melainkan sebagai objek .Bersikap netral bukan berarti objektif, melainkan menunjukan sikap tak acuh, tidak menghiraukan perasaan dan pengalaman orang lain.

3.superioritas dan persamaan. superioritas artinya sikap menunjukan anda lebih tinggi atau lebih baik dari pada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, atau kecantikan (dalam istilah islam, ini disebut takabur)

4.Kepastian dan Provisionalisme. dekat dengan superioritas adalah kepastian (certainty). Orang yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, ingin menang sendiri, dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat dinggaggu gugat.

sikap terbuka 
sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme, sehingga untuk memahami sikap terbuka , kita harus mengidentifikasi lebih dahulu karakteristik orang dogmatis, dalam daftar dihalaman berikut. 

Marilah kita melihat contoh-contoh yang lebih jelas dan karakteristik orang yang dogmatis atau bersikap tertutup :
1. Menilai pesan berdasarkan motif pribadi : orang dogmatis tidak akan memperhatikan logika suatu propinsi, ia lebih banyak melihat sejauh mana proposisi itu sesuai dengan dirinya.

2. Berpikir simplistis. Bagi orang dogmatis , dunia ini hanya hitam dan putih, tidak ada kelabu, 

3. Berorientasi pada sumber . Bagi orang dogmatis yang paling penting ialah siapa yang berbicara, bukan apa yang dibicarakan 

4. Mencari Informasi dari sumber sendiri. Orang-orang dogmatis hanya mempercayai sumber informasi mereka sendiri.

5. Secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya.
Berbeda dengan orang yang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional, orang dogmatis menerima kepercayaannya secara mutlak.
6.Tidak mampu membiarkan inkonsistensi. Orang dogmatis tidak tahan hidup dalam susasana inkonsistensi. Ia menghindari kontradiksi atau benturan gagasan.



Bab 5

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK


5.1 Kelompok dan Pengaruhnya pada Perilaku Komunikasi

Para psikolog sosial juga mengenal mode.Pada tahun 1960an. tema utama mereka adalah persepsi sosial.
Pada dasawarsa berikutnya, tema ini memudar, Study tentang pembentukan dan perubahan sikap juga mengalami pasang surut.
Minat yang tinggi ini telah memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai jenis kelompok dan pengaruh kelompok pada perilaku
marilah kita mulai dengan klasifikasi kelompok

5.2 Klasifikasi Kelompok


Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di pasar, terminal bis, atau yang sedang antri di loket bioskop tidak dapat disebut kelompok, tetapi disebut kumpulan/agregat.
Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran dari anggota-anggotanya akan adanya ikatan yang sama yang mempersatukan mereka.
Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :

1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.

2. Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.







II. Klasifikasi Kelompok

Dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam :
1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder
2) In-group dan Out-group
3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

1) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley (1909).
Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal, dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan.
Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.

Perbedaan kelompok prmer dan kelompok sekunder dari karakteristik komunikasinya adalah sebagai berikut :

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas.
Artinya dalam kelompok primer kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal.
Sebaliknya pada kelompok sekunder,
komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja).
Di sini lambang komunikasi umumnya verbal dan sedikit sekali nonverbal.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita personal. ialah siapa dia, bukan apakah dia. Siapa dia berarti yang dilihat adalah hakikat kemanusiaannya,
bahwa dia adalah seorang manusia dengan segenap sifat-sifatnya sebagai manusia, yang baik dan yang buruk, yang mempunyai kekuatan sekaligus juga kelemahan.
Sedangkan pada kelompok sekunder yang diperhatikan adalah apakah dia. Artinya yang dilihat adalah jabatan atau statusnya atau posisinya di tengah-tengah masyarakat seperti profesi atau pekerjaannya.
Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (non-transferable).

3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan
daripada aspek isi.
Dalam kelompok primer, komunikasi yang berlangsung 
selain lebih menekankan pada relasi antara peserta yang terlibat (komunikator –
komunikan ,misalnya orangtua-anak, guru-murid, dokter-pasien, atasan-
bawahan), juga menekankan pada cara penyampaian pesan.
Komunikasi dalam konteks ini dilakukan untuk memelihara hubungan
Baik. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi lebih menekankan
pada isi/content atau substansinya.

-          Ingroup dan Outgroup 
In-group adalah kelompok kita, dan Out-group adalah kelompok mereka.
Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder.
Keluarga kita adalah in-group kelompok primer. Fakultas adalah in-group kelompok sekunder.
Perasan in-group diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama.
Untuk membedakan in-group dan out-group, kita membuat batas/boundaries, yang menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar.
Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis (Indonesia, Thailand, dsb.); sukubangsa (Jawa, Batak, Minang); pandangan/ideologi (Muslim, Kristen, liberal, konservatif,); profesi (akuntan, pedagang, dokter, dosen); bahasa (Inggris, Cina); status sosial (elite, menengah, bawah). 

- Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb yang melahirkan istilah membership group dan reference group.
Kelompok rujukan
-          diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur/standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika Anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap,
-          maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Jika Anda menggunakannya sebagai teladan bagaimana seharusnya tidak bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif. 

Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi :
-          1. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkanlah pesan kita dengan kelompok rujukan kita.
-          2. kelompok-kelompok itu mempunyai nilaiyang bermacam-macamsebagai kelompok rujukan.
Misalnya bagi sebagian orang, keluarga mungkin lebih penting dari organisasi masa, dan bagi orang lain mungkin sebaliknya. Dalam merencanakan pesannya, komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok rujukan yang lebih tepat bagi kelompok tertentu.
-          3. Kelompok keanggotaan jelas menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi anggota-anggotanya. Standar perilaku ini dapat digunakan untuk menambah peluang diterimanya pesan kita.
-          4. Suasan fisik komuniksi dapat menunjukkan kemungkinan satu kelompok rujukan didahulukan dari kelompok rujukan yang lain.
-          5. kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong respons positif dari khalayak.

-Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
-          John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori, yaitu kategori deskriptif dan kategori preskriptif.
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.

5.1.2. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
-          Ada tiga macam pengaruh kelompok terhadap komunikasi individu sebagai berikut :
1. Konformitas/conformity
2. Fasilitas sosial
3. Polarisasi

1) Konformitas
-          Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok , baik secara nyata/real maupun hanya bayangan.
Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
-          Jadi kalau Anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok, aturlah teman-teman Anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan Anda secara berurutan menunjukkan persetujuan mereka.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh 33 orang perwakilan daerah.
-          Salah seorang calon ketua umum (misalnya A) merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A.
-          Maka setelah kelima orang tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan daerah lainnya tanpa sadar akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang tersebut, sehingga akan terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.

2) Fasilitas social
-          Yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah peningkatan prestasi individu karena disaksikan kelompok.
Contoh, banyak pemain teater yang pada waktu latihan aktingnya “biasa-biasa” saja, tetapi pada waktu pertunjukan yang sesungguhnya akting mereka meningkat luar biasa dalam arti penghayatan mereka terhadap peran mereka benar-benar bagus.
Jadi ketika mereka ditonton oleh khalayak banyak atau orang banyak, prestasi pemain teater itu jauh lebih baik.
Contoh lainnya adalah :
-          Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya . Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca : Geng Nero),
-          maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya,
-          karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.

3) Polarisasi
-          Yang terjadi dalam komunikasi kelompok adalah, bahwa sebelum diskusi kelompok,
-          para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu,
-          setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras lagi.
Jadi polarisasi adalah proses mengkutub,
-          baik ke arah mendukung/positif/pro maupun kearah menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.

3 komentar untuk "Rangkuman Bab 5 Psikologi Komunikasi "

  1. kok gak bisa di copast ya? hehe

    BalasHapus
  2. silahkan via email febrianmp@gmail.com / twitter @FebrianMaulanaP jika ingin copyan wordnya terimakasih wslam wr wb

    BalasHapus
  3. klw bole tau ini dari buku apa ya ?

    BalasHapus