UAS Psikologi Komunikasi
1.A
Hubungan anatara psikologi Komunikasi dan Ilmu Komunikasi ?
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat) .
Dalam sebuah komunikasi kita harus bisa membuat hubungan relasi yang nyaman dengan orang lain, dasar dari psikologis yang dipelajari yaitu bagaimana mempelajari teori untuk di terapkan dalam kehidupan nyata. Dalam menghadapi orang ada cara tersendiri salah satunya dengan mirroring yaitu untuk saat orang berbicara mengajak mereka untuk merasa tertarik dengan menunjukkan sikap yang luwes dan mampu berelasi jadi tidak harus menjadi bunglon dalam melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain. Dengan memberikan respon yang positif dan hubungan timbal balik atau feedback. Jangan secara langsung men-judge seseorang tanpa melihat lebih dalam tentang mereka Hubungan antara Tuhan dengan manusia merupakan pandangan yang subjektif. Salah satu dasar untuk membangun hubungan interpersonal adalah ketertarikan dengan orang lain. Ketertarikan yang dimaksud disini adalah perasaan positif kepada orang lain. Terdapat beberapa alasan, mengapa orang bisa tertarik pada orang lain: Ketertarikan secara fisik, Adanya kesamaan, Efek timbal balik, dan Romantic Ideals.Tujuan dari membina hubungan dengan orang lain salah satunya supaya mendapatkan dukungan sosial, perasaan dimana kita mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar. Menjalin hubungan pada saat ini tidak hanya identik dengan tatap muka, akan tetapi juga melalui media internet contohnya e-mail, chatting, facebook, twitter dsb. Kehadiran media ini disatu sisi menguntungkan bagi orang yang memiliki ketidaknyamanan dalam berinteraksi tatap muka, akan tetapi disisi lain juga beresiko kita berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.
Serge moscovici seorang psikolog sosial perancis menyatakan bahwa psikologi sosial adalah jembatan diantara cabang-cabang pengetahuan sosial lainnya. Sebab psikologi sosial mengakui pentingnya memandang individu dalam suatu system sosial yang lebih luas dan karena itu menarik kedalamnya sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan ekonomi. Psikologi sosial mengakui aktifitas manusia yang rentangnya luas dan pengaruh budaya serta perilaku manusia dimasa lampau. Dalam mengambil fokus ini psikologi sosial beririsan dengan filsafat, sejarah, seni dan musik. Selain itu psikologi sosial memiliki perspektif luas dengan berusaha memahami relevansi dari proses internal dari aktivitas manusia terhadap perilaku sosial. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ciri khas dari psikologi sosial adalah memfokuskan pada individu daripada kelompok atau unit.sementara ahli ilmu sosial yang lain mempergunakan analisis kemasyarakatan yakni mempergunakan faktor-faktor secara luas untuk menjelaskan perilaku sosial. Misalnya sosiologi lebih tertarik pada struktur dan fungsi kelompok. Kelompok itu dapat kecil (keluarga), atau moderat (perkumpulan mahasiswa, klub sepakbola), atau luas (suatu masyarakat) .
Dalam sebuah komunikasi kita harus bisa membuat hubungan relasi yang nyaman dengan orang lain, dasar dari psikologis yang dipelajari yaitu bagaimana mempelajari teori untuk di terapkan dalam kehidupan nyata. Dalam menghadapi orang ada cara tersendiri salah satunya dengan mirroring yaitu untuk saat orang berbicara mengajak mereka untuk merasa tertarik dengan menunjukkan sikap yang luwes dan mampu berelasi jadi tidak harus menjadi bunglon dalam melakukan hubungan interpersonal dengan orang lain. Dengan memberikan respon yang positif dan hubungan timbal balik atau feedback. Jangan secara langsung men-judge seseorang tanpa melihat lebih dalam tentang mereka Hubungan antara Tuhan dengan manusia merupakan pandangan yang subjektif. Salah satu dasar untuk membangun hubungan interpersonal adalah ketertarikan dengan orang lain. Ketertarikan yang dimaksud disini adalah perasaan positif kepada orang lain. Terdapat beberapa alasan, mengapa orang bisa tertarik pada orang lain: Ketertarikan secara fisik, Adanya kesamaan, Efek timbal balik, dan Romantic Ideals.Tujuan dari membina hubungan dengan orang lain salah satunya supaya mendapatkan dukungan sosial, perasaan dimana kita mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar. Menjalin hubungan pada saat ini tidak hanya identik dengan tatap muka, akan tetapi juga melalui media internet contohnya e-mail, chatting, facebook, twitter dsb. Kehadiran media ini disatu sisi menguntungkan bagi orang yang memiliki ketidaknyamanan dalam berinteraksi tatap muka, akan tetapi disisi lain juga beresiko kita berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal.
B.Ketika berada dalam budaya yang berbeda perlu
diperhatikan bahasa, cara berkomunikasi secara verbal, style sejarah, dengan
realtia kepercayaan dan feed back
Analisis
-Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan
menggunakan sistem komunikasi yang
kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem
tersebut
Contoh seperti bahasa daerah lampung khas dengan bahasa lampung berbeda dengan
daerah jawa yang khas dengan bahasa jawa
-Cara berkomunikasi verbal Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah
lisan maupun tulisan.
Contoh Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
manusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar.
-Style sejarah adalah
warisan atau tradisi dari leluhurnya .
Contoh seperti tarian, pakaian adat, bahasa dll
-Feedback adalah
timbal balik
Contoh seperti timbal balik kita mengajarkan tarian tradisional
kampung halaman kita kepada masyrakat lain , dan mereka juga mengajarkan tarian
khas kampung halamannya juga .
2.A.Jelaskan mengapa dalam komunikasi, efektif
jangan melakukan : menganalisa, menyalahkan, menghakimi, menasehati,
menginterogasi .
Keterampilan dalamberkomunikasi secara efektif dapat
dipelajari dan dikuasai dengan latihan rutin dan berkesinambungan secara terus
menerus. Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak
boleh dilakukan yaitu :
Menganalisa
Menyalahkan
Menghakimi
Menasehati
Menganalisa
Menyalahkan
Menghakimi
Menasehati
Menginterogasi
Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan untuk masing-masing pihak. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada satupun orang yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.
Komunikasi efektif atau dalam bahasa lain sering pula disebut diplomasi, perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan secara bersama-sama.
Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah pada suatu solusi atau ketenangan untuk masing-masing pihak. Sehingga tujuan utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada satupun orang yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.
Komunikasi efektif atau dalam bahasa lain sering pula disebut diplomasi, perlu dilakukan untuk dapat membangun sebuah kesamaan keinginan dari sebuah informasi yang disajikan. Sehingga tujuan yang ingin diraih dapat dilakukan secara bersama-sama.
B.Analisis
oleh saudara “Kaitan antara komunikasi dan budaya “
Kaitan Komunikasi dan Budaya
Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Karena itulah menjelaskan keterkaitan kedua unsur ini menjadi sedikit rumit.
Martin dan Nakayama (2003:86) menjelaskan bahwa melalui budaya dapat mempengaruhi proses dimana seseorang mempersepsi suatu realitas. Semua komunitas dalam semua tempat selalu memanifestasikan atau mewujudnyatakan apa yang menjadi pandangan mereka terhadap realitas melalui budaya. Sebaliknya pula, komunikasi membantu kita dalam mengkreasikan realitas budaya dari suatu komunitas.
Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Karena itulah menjelaskan keterkaitan kedua unsur ini menjadi sedikit rumit.
Martin dan Nakayama (2003:86) menjelaskan bahwa melalui budaya dapat mempengaruhi proses dimana seseorang mempersepsi suatu realitas. Semua komunitas dalam semua tempat selalu memanifestasikan atau mewujudnyatakan apa yang menjadi pandangan mereka terhadap realitas melalui budaya. Sebaliknya pula, komunikasi membantu kita dalam mengkreasikan realitas budaya dari suatu komunitas.
Bagaimana Budaya mempengaruhi Komunikasi?
Sistem kepercayaan (belief), nilai (values), dan sikap (attitude).
Mari kita tinjau satu per satu. Kepercayaan dalam pandangan Mulyana (2004) adalah suatu persepsi pribadi. Kepercayaan merujuk pada pandangan dimana sesuatu memiliki ciri-ciri atau kualitas tertentu, tidak peduli apakah sesuatu itu dapat dibuktikan secara empiris (logis) atau tidak. Berikut dicontohkan Mulyana:
Berdoa membantu menyembuhkan penyakit.
Bersiul di malam hari mengundang setan, terutama di tempat ibadah.
Menabrak kucing hitam akan membawa kemalangan.
Angka 9 adalah angka keberuntungan, dll.
Bagaimana Komunikasi mempengaruhi Budaya?
Martin dan Nakayama (2004:97-99) mengulas bagaimana komunikasi mempengaruhi budaya. Dijelaskan, bahwa budaya tidak akan bisa terbentuk tanpa komunikasi. Pola-pola komunikasi yang tentunya sesuai dengan latar belakang dan nilai-nilai budaya akan menggambarkan identitas budaya seseorang.
Contoh yang paling sederhana, Wilibrodus, seorang mahasiswa yang berasal dari Manggarai berbicang-bincang dengan Andre dari suku Rote. Dialek yang terdengar baik dari Wilibrodus maupun Andre tersebut setidaknya mencerminkan identitas budaya masing-masing. Dari dialek Manggarai yang disampaikan Wilibrodus setidaknya memberi gambaran bahwa ia adalah seorang anggota dari komunitas budaya Manggarai. Begitu pun dengan Andre.
Jadi jelaslah bahwa perilaku-perilaku komunikasi yang sudah terbangun dan terpola sedemikian rupa sehingga melahirkan suatu kharakteristik yang khas akan membentuk suatu kebiasaan/budaya komunikasi bagi suatu komunitas budaya tertentu. Singkatnya, aktivitas komunikasi dari seorang anggota budaya dapat merepresentasikan kepercayaan, nilai, sikap dan bahkan pandangan dunia dari budayanya itu. Selain itu, melalui komunikasi dapat pula memperkuat nilai-nilai dasar dan esensial suatu budaya.
Sistem kepercayaan (belief), nilai (values), dan sikap (attitude).
Mari kita tinjau satu per satu. Kepercayaan dalam pandangan Mulyana (2004) adalah suatu persepsi pribadi. Kepercayaan merujuk pada pandangan dimana sesuatu memiliki ciri-ciri atau kualitas tertentu, tidak peduli apakah sesuatu itu dapat dibuktikan secara empiris (logis) atau tidak. Berikut dicontohkan Mulyana:
Berdoa membantu menyembuhkan penyakit.
Bersiul di malam hari mengundang setan, terutama di tempat ibadah.
Menabrak kucing hitam akan membawa kemalangan.
Angka 9 adalah angka keberuntungan, dll.
Bagaimana Komunikasi mempengaruhi Budaya?
Martin dan Nakayama (2004:97-99) mengulas bagaimana komunikasi mempengaruhi budaya. Dijelaskan, bahwa budaya tidak akan bisa terbentuk tanpa komunikasi. Pola-pola komunikasi yang tentunya sesuai dengan latar belakang dan nilai-nilai budaya akan menggambarkan identitas budaya seseorang.
Contoh yang paling sederhana, Wilibrodus, seorang mahasiswa yang berasal dari Manggarai berbicang-bincang dengan Andre dari suku Rote. Dialek yang terdengar baik dari Wilibrodus maupun Andre tersebut setidaknya mencerminkan identitas budaya masing-masing. Dari dialek Manggarai yang disampaikan Wilibrodus setidaknya memberi gambaran bahwa ia adalah seorang anggota dari komunitas budaya Manggarai. Begitu pun dengan Andre.
Jadi jelaslah bahwa perilaku-perilaku komunikasi yang sudah terbangun dan terpola sedemikian rupa sehingga melahirkan suatu kharakteristik yang khas akan membentuk suatu kebiasaan/budaya komunikasi bagi suatu komunitas budaya tertentu. Singkatnya, aktivitas komunikasi dari seorang anggota budaya dapat merepresentasikan kepercayaan, nilai, sikap dan bahkan pandangan dunia dari budayanya itu. Selain itu, melalui komunikasi dapat pula memperkuat nilai-nilai dasar dan esensial suatu budaya.
3.A.Beberapa faktor yang mempengaruhi
komunikasi interpersonal adalah percaya , sikap suportif sikap terbuka,
Jelaskan masing-masing dari faktor tersebut di
atas diserta contoh
Menurut
Lunandi (1994, 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Citra Diri (Self Image)
Setiap
manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya,
kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi
dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya
dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.
2. Citra Pihak Lain
(The Image of The Others)
Citra
pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak
lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi
dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan
orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat
berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
3. Lingkungan Fisik
3. Lingkungan Fisik
Tingkah
laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada
norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut
lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di
atas.
4. Lingkungan Sosial
4. Lingkungan Sosial
Sebagaimana
lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi,
tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus
memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk
membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
5. Kondisi
5. Kondisi
Kondisi
fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam
memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga
kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut
bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi
berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang
dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
6. Bahasa Badan
6. Bahasa Badan
Komunikasi
tidak hanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata yang diucapkan. Badan
juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat
samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja
tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan
.
B.Apa makna dari mendengarkan dalam berkomunikasi ?
Pengertian
mendengarkan menurut Allen seorang pakar pendidikan terkemuka, dapat diartikan
sebagai proses mendapatkan informasi orang lain sebagai lawan bicara atau
menelaah diri sendiri dengan menumbuhkan empati dan tidak bersikap menghakimi
4.A.Analisis oleh saudara mengapa ada konflik dalam
proses komunikasi interpersonal
konflik komunikasi adalah suatu situasi di mana dua atau
banyak orang tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang berkaitan dengan
kepentingan matlamat yang menimbullkan perasaan permusuhan satu dengan yang
lain. Konflik boleh berlaku dalam hubungan komunikasi yang akan merenggangkan
hubungan keluarga yang terjalin. Setiap orang menangani konflik komunikasi
dengan cara yang berbeda.
1. Pendapat Yang Berbeda
2. Perbedaan Peranan
2. Perbedaan Matlamat
1. Pendapat Yang Berbeda
2. Perbedaan Peranan
2. Perbedaan Matlamat
B.Komunikasi
pada dasarnya memang tidak bisa dipisahkan dari
fenomena sosial dan fenomena budaya bisa diliat dari seorang pemuda yang
bertemu di terminal yang satu dari batak dan yang satu dari lampung mereka
memulailah berkomunikasi si batak memakai bahasa batak dan ada indonesia sama
seperti lampung ada bahasa lampung dan indonesianya, akhirnya dari perbedaan
bahasa tersebut mereka saling melengkapi satu sama lain dan akhrinya
tercipatalh kesosialan mereka dari cara bahasa budaya mereka .
5.A.
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam
penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal
dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek.
Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling
sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna
hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai
kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Macam-Macam Sensasi
1. Sensasi
Penglihatan
Alat penginderaannya yaitu mata, dengan melalui penglihatan individu bisa
melihat keindahan atau kejelekan di lingkungannya, serta mata adalah salah satu
instrumen manusia untuk menerima informasi pada tahap awal dan mata adalah
jendela yang menghubungkan manusia dengan dunia.
Contoh, melihat seseorang
yang cantik atau ganteng, melihat rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya.
2. Sensasi
Pendengaran
Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang
bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang
terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini
kita bisa membedakan suara-suara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog
percakapan, atau mendengarkan nada-nada musik yang indah. Indra yang digunakan
untuk mendengarkan adalah telinga yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang
suara.
Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul suara yang
kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori. Di telinga
tengah ini terdapat gendang telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi
getaran yang kemudian disalurkan oleh tulang martil,landasan dan sanggurdi ke
telinga bagian dalam. Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat
dan saraf auditori yaitu saraf pendengaran yang menghantarkan getaran atau
pesan pendengaran dari koklea ke otak untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat
pusat pendengaran yang akan memproses getaran-getaran yang sampai dan getaran
ini akan ditafsirkan sebagai pendengaran. Disebabkan hal inilah, kita dapat
menikmati sensasi pendengaran. Contohnya yaitu mendengarkan berita tentang
peperangangan ataupun perdamaian, mendengarkan musik pada saat sedang bosan,
mendengarkan suara-suara seperti ambulance dan sebagainya.
3. Sensasi
Perabaan
Alat penginderaannya yaitu kulit, dengan alat perabaan inilah kita bisa
merasakan permukaan benda yang halus atau yang kasar, basah mauun kering.
Dengan perabaan ini pula kita dapat merasakan rasa sakit apabila tersentuh
benda tajam atau kasar.
Contoh dari perabaan ini
yaitu lembutnya pada saat menyentuh selimut dan kasarnya pada saat berjalan di
bebatuan dan sebagainya.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu
stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat
indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi
merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian
diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang
diindera.
Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan
integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam
diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut
aktif berpengaruh dalam proses persepsi.
Perbedaan persepsi dan sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya
berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan
dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan
dengan stimulus tersebut.<persepsi/> Misalnya meja yang terasa kasar,
yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya persepsi
memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat
stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan
kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
Memory
adalah
Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang
melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih
mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang
ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang
pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan
kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan
kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan
kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention)
dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering). Dalam
proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam
memori. Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Tidak
sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat
pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya
bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil
berguling-guling.
2. Sengaja, yaitu
bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam
ingatannya. Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita
memasukkan segala hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
Proses Berfikir
berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan.
Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi
yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Mekanisme
dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam menghadapi
berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari Pengalaman”
karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa
lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat ini juga. Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat
menggunakan cara:
1. Recall, yaitu
proses mengingat kembali informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk
yang dihadapkan pada organisme. Conyohnya mengingat nama seseorang tanpa
kehadiran orang yang dimaksud.
2. Recognize, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui
suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya mengingat nama
seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3. Redintegrative,
yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu
konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrative terjadi
bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh sinetron),
maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang tersebut telah
menontonnya berkali-kali.
B.
1. Efek
Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri
komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif
ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat
yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.[2]
Contoh Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek”
mampu melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur.
Penonton televisi, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa
tersebut. Di sini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada
pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada
upaya untuk memberitahu saja.
2. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif.
Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak
agar menjadi tahu tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui
informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya[8]. Sebagai contoh, setelah kita mendengar
atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara karena kasus
penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul perasaan jengkel,
iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau marah daat
diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy Marten. Sedangkan
perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan kehidupan
hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang
cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan
sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
3. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam
televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara
memasak bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah
tangga mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang
anak sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang
mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua
informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
Posting Komentar untuk "UAS Psikologi Komunikasi"