UAS Penulisan Humas
1.
Soal : Penulisan Humas , menurut
teori para ahli min 5 ?
Jawab
:
1. Menurut Howard
Bonham
Howard Bonham adalah
seorang penulis bisnis dan keuangan yang pernah bekerja untuk perusahaan riset
independen di Houston, Texas, Amerika Serikat. Ia mengungkapkan bahwa public
relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih
baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau
organisasi tertentu.
2. Menurut James
E.Grunig
James E. Grunig adalah
seorang penulis dan penerima penghargaan dari Public Relations Society of
America. Menurutnya, public relations adalah cara melatih komunikasi antara
organisasi dan masyarakatnya.
3. Menurut Edward L.
Bernays
Pengertian public
relations menurut para ahli yang lainnya adalah menurut Bernays. Menurutnya,
public relations atau hubungan masyarakat adalah usaha yang bertujuan memberi
informasi pada masyarakat, membujuk masyarakat untuk mengubah tindakan dan
sikapnya, dan berbagai usaha untuk mengintergrasikan tindakan dan sikap dari
masalah dengan manusia dan dari manusia terhadap masalah.
4. Menurut Scott M.
Cutlip dan Allen H. Center
Public relations adalah
sebuah fungsi manajemen untuk menilai sikap masyarakat, melakukan identifikasi
kebijakan sebuah organisasi untuk mementingkan kepentingan orang banyak, serta
merencanakan dan melaksanakan berbagai program kegiatan guna mendapatkan
pengertian dan dukungan dari masyarakatnya.
5. Menurut Masyarakat
Public relations Amerika
Public relations adalah
suatu tindakan pengelolaan organisasi agar organisasi tersebut bisa saling
beradaptasi dengan publik dengan cara yang saling menguntungkan. Public
relations juga dapat diartikan sebagai sebuah usaha untuk mendapatkan dukungan
dan kerja sama dari masyarakat. Public relations yang baik adalah sebuah cara
berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif antara sebuah organisasi dan
publik.
6. Menurut J. C. Seidel
Pengertian public relations
menurut para ahli yang lainnya adalah menurut J. C. Seidel. Menurutnya, public
relations adalah sebuah proses berkesinambungan yang terdiri dari berbagai
usaha manajemen agar itikad baiknya didengar oleh pelanggan, karyawan, dan
masyarakat umum sehingga manajemen perusahaan tersebut mendapatkan pengertian
dari mereka. Caranya adalah dengan menganalisis dan mengevaluasi kinerja
sendiri serta membuat pernyataan-pernyataan diplomatis.
7. Menurut W. Emerson
Reck
Public relations adalah
sebuah bentuk pelaksanaan dari penetapan kebijakan, pelayanan, dan sikap yang
disesuaikan dengan keperluan masyarakat atau segolongan masyarakat agar
organisasi tersebut mendapat kepercayaan dari mereka.
8. Menurut Konferensi
Dunia tentang Public Relation
Public relations adalah
percampuran seni dan ilmu pengetahuan yang dapat memperkirakan kecenderungan,
risiko, menyarankan pimpinan organisasi, dan mengimplementasikan kegiatan
sesuai rencana dengan tujuan melayani kepentingan masyarakat umum dan
organisasinya.
9. Menurut Cutlip,
Center, dan Broom
Public relations adalah
sebuah fungsi manajemen yang bertujuan membangun dan menjaga hubungan baik
serta bermanfaat antara organisasi dan masyarakat; fungsi ini memengaruhi
sukses atau gagalnya organisasi tersebut.
2.
Soal : Buat Resume materi perkuliahan yang sudah diterima / dipelajari selama
masa perkuliahan 1 s/d 14 . Tulis judul materi pertemuan, berikan contoh
lampiran setiap materi , times roman 12, spasi 1,5 ?
Jawab :
Kelompok
1
Konteks Penulisan Humas
Selain kemampuan teknis dan
kemampuan berbahasa Inggris, kemampuan manajerial juga menjadi kompetensi dasar
untuk menjadi seorang PR.
Dewasa ini, informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat. Bahkan dapat dikatakan, era yang sekarang merupakan era informasi. Tidak hanya di dunia, melainkan juga di Indonesia. Ini terlihat dari banyaknya media yang muncul di Indonesia. Siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia. Pesatnya perkembangan informasi dan komunikasi ini menjadi faktor pendorong maraknya pendidikan di bidang komunikasi. Seperti pendidikan Public Relations (PR).
”PR merupakan dampak dari berkembangnya informasi di suatu negara. Karena itu, PR sangat erat kaitannya dengan media. Hal ini dikarenakan, PR harus menjangkau orang dengan jumlah yang banyak. Yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan bantuan media,” jelas Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR.
Prita menjelaskan, peminat program studi PR semakin meningkat dari hari ke hari. Ini karena masih banyak masyarakat yang melihat profesi PR sebagai profesi yang glamor. Padahal, tambahnya, PR berfungsi sebagai orang yang mengemas informasi dari suatu instansi untuk kemudian disebarluaskan kepada masyarakat. PR juga berfungsi sebagai orang yang memberikan image instansinya kepada masyarakat luas. Karena itulah, PR dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi. Seperti kompetensi di bidang sosiologi dan antropologi tidak hanya secara nasional, tapi juga secara internasional.
PR juga harus memiliki kemampuan bahasa yang memadai. Setidaknya bahasa Inggris yang telah menjadi bahasa dunia. Sehingga seorang PR dapat berkomunikasi dengan siapa saja tanpa terhalang bahasa. Dasar-dasar logika pun menjadi penting bagi seorang PR. Karena pekerjaannya yang tidak lepas dari common sense. Selain itu, PR juga harus memiliki pengetahuan seputar bidang yang digelutinya. Karena PR merupakan ujung tombak suatu instansi yang memberikan informasi kepada masyarakat. “Jika PR tidak mengerti bidang masalah yang dijalaninya, maka bagaimana ia akan menyampaikan informasi kepada orang lain,” jelas Prita.
Untuk mencapai kompetensi itu, LSPR melakukan beberapa hal. Seperti menggunakan kurikulum yang berasal dari London Chamber of Commerce of Industry Examination Boards (LCCIEB). Yaitu lembaga uji di Inggris yang sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Meskipun menggunakan kurikulum dari luar, namun LSPR masih menggunakan kurikulum nasional. Tercatat, jumlah mata kuliah dari LCCIEB yang diadopsi LSPR mencapai 50 persen.
Prita menjelaskan, keterlibatan LCCIEB tidak hanya sebatas penggunaan mata kuliah saja, namun juga meliputi penyelenggaraan ujian untuk beberapa mata kuliah. Mata kuliah yang ujiannya dari LCCIEB adalah, mata kuliah PR, Marketing, Mass Communication, English for Business of Communication, dan mata kuliah Advertising.
Selain menggunakan kurikulum dari luar, LSPR juga menekankan kepada bahasa Inggris. Bahkan dikatakan, bahasa Inggris merupakan keharusan bagi mahasiswa LSPR. Ini terlihat dari beban yang besar untuk mata kuliah bahasa Inggris. Selama empat semester awal, mahasiswa diharuskan untuk mengambil mata kuliah bahasa Inggris. Bahkan, bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar pun diusahakan menggunakan bahasa Inggris. ”Baik oleh tenaga pengajar lokal maupun tenaga pengajar asing yang mengajar di sini,” jelas Prita.
PR harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai juga diakui oleh Ketua Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Irmulan Sati T. Karena itulah, selain mata kuliah bahasa Inggris yang diberikan dengan porsi sembilan SKS, bahasa pengantar untuk mata kuliah lain pun menggunakan bahasa Inggris. ”Setidaknya ada dua mata kuliah jurusan dalam satu semester yang menggunakan bahasa Inggris. Baik untuk bahasa pengantar, tugas maupun ujian,” jelas Irmulan.
Jika Prita mengatakan peran PR memang lebih dekat dengan media, maka hal yang sedikit berbeda diungkap Irmulan. Ia mengatakan, peran PR lebih luas dari sekadar berhubungan dengan media. Karena pada dasarnya PR berhubungan dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan instansinya. Seperti, karyawan, komunitas, media, investor, kelompok kepentingan, dan juga konsumen. Bahkan, secara struktural, PR berada dalam tataran manajemen.
Karena itulah, pendidikan yang ditawarkan UMB tidak hanya menekankan kepada kemampuan teknis saja, seperti menyiapkan press release, menangani keluhan, dan mengadakan event. Melainkan juga kemampuan manajerial, seperti kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengelola seluruh proses komunikasi di suatu instansi.
Salah satu teknik dasar yang diajarkan program studi PR adalah teknik Solaat. Berdasarkan teknik ini, jelas Prita, seorang PR harus ada beberapa tahapan prosedur yang harus dilakukan oleh seorang PR dalam bekerja. Yaitu meliputi assessment (penilaian keadaan), tujuan, media komunikasi yang digunakan, anggaran, implementasi, dan evaluasi.
Pada tahap assessment, seorang PR diharuskan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat, pandangan instansinya, serta pandangan dirinya sendiri mengenai proyek yang akan dijalankan. Setelah itu barulah ditentukan apa tujuan yang akan dicapai dari proyek tersebut. jika tujuan sudah didapat, maka barulah ditentukan media apa yang saling tepat yang akan digunakan. Sehingga tujuan dari proyek tersebut dapat tercapai. Setelah itu barulah ditentukan anggaran yang tepat. ”Karena itulah, perencanaan dan penguasaan bidang masalah menjadi penting bagi seorang PR,” jelas Prita.
Setelah tahap perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah implementasi dari perncanaan yang telah dibuat. Setelah implementasi, maka seorang PR harus mengadakan evaluasi terhadap proyek yang telah dilaksanakan. Irmulan mengatakan, kemampuan teknis dan manajerial yang diberikan, harus juga diimbangi dengan etika bisnis yang baik.
Bagaimana caranya berjabat tangan, berbicara dengan orang banyak dan sebagainya. Karena itu, mata kuliah mengenai etika berbisnis juga menjadi salah satu yang menjadi perhatian. Atas dasar itu, Irmulan menjelaskan, UMB menggunakan kurikulum yang diarahkan untuk membangun reputasi organisasi. ”Dalam kurikulum ini, semua mata kuliah kami arahkan untuk membangun reputasi organisasi. Contohnya adalah mata kuliah etika, yang mengajarkan etika yang baik dalam berbisnis,
Dewasa ini, informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat. Bahkan dapat dikatakan, era yang sekarang merupakan era informasi. Tidak hanya di dunia, melainkan juga di Indonesia. Ini terlihat dari banyaknya media yang muncul di Indonesia. Siapa yang menguasai informasi maka ia akan menguasai dunia. Pesatnya perkembangan informasi dan komunikasi ini menjadi faktor pendorong maraknya pendidikan di bidang komunikasi. Seperti pendidikan Public Relations (PR).
”PR merupakan dampak dari berkembangnya informasi di suatu negara. Karena itu, PR sangat erat kaitannya dengan media. Hal ini dikarenakan, PR harus menjangkau orang dengan jumlah yang banyak. Yang hanya dapat dijangkau dengan menggunakan bantuan media,” jelas Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR.
Prita menjelaskan, peminat program studi PR semakin meningkat dari hari ke hari. Ini karena masih banyak masyarakat yang melihat profesi PR sebagai profesi yang glamor. Padahal, tambahnya, PR berfungsi sebagai orang yang mengemas informasi dari suatu instansi untuk kemudian disebarluaskan kepada masyarakat. PR juga berfungsi sebagai orang yang memberikan image instansinya kepada masyarakat luas. Karena itulah, PR dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi. Seperti kompetensi di bidang sosiologi dan antropologi tidak hanya secara nasional, tapi juga secara internasional.
PR juga harus memiliki kemampuan bahasa yang memadai. Setidaknya bahasa Inggris yang telah menjadi bahasa dunia. Sehingga seorang PR dapat berkomunikasi dengan siapa saja tanpa terhalang bahasa. Dasar-dasar logika pun menjadi penting bagi seorang PR. Karena pekerjaannya yang tidak lepas dari common sense. Selain itu, PR juga harus memiliki pengetahuan seputar bidang yang digelutinya. Karena PR merupakan ujung tombak suatu instansi yang memberikan informasi kepada masyarakat. “Jika PR tidak mengerti bidang masalah yang dijalaninya, maka bagaimana ia akan menyampaikan informasi kepada orang lain,” jelas Prita.
Untuk mencapai kompetensi itu, LSPR melakukan beberapa hal. Seperti menggunakan kurikulum yang berasal dari London Chamber of Commerce of Industry Examination Boards (LCCIEB). Yaitu lembaga uji di Inggris yang sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Meskipun menggunakan kurikulum dari luar, namun LSPR masih menggunakan kurikulum nasional. Tercatat, jumlah mata kuliah dari LCCIEB yang diadopsi LSPR mencapai 50 persen.
Prita menjelaskan, keterlibatan LCCIEB tidak hanya sebatas penggunaan mata kuliah saja, namun juga meliputi penyelenggaraan ujian untuk beberapa mata kuliah. Mata kuliah yang ujiannya dari LCCIEB adalah, mata kuliah PR, Marketing, Mass Communication, English for Business of Communication, dan mata kuliah Advertising.
Selain menggunakan kurikulum dari luar, LSPR juga menekankan kepada bahasa Inggris. Bahkan dikatakan, bahasa Inggris merupakan keharusan bagi mahasiswa LSPR. Ini terlihat dari beban yang besar untuk mata kuliah bahasa Inggris. Selama empat semester awal, mahasiswa diharuskan untuk mengambil mata kuliah bahasa Inggris. Bahkan, bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar pun diusahakan menggunakan bahasa Inggris. ”Baik oleh tenaga pengajar lokal maupun tenaga pengajar asing yang mengajar di sini,” jelas Prita.
PR harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai juga diakui oleh Ketua Jurusan Public Relations Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta Irmulan Sati T. Karena itulah, selain mata kuliah bahasa Inggris yang diberikan dengan porsi sembilan SKS, bahasa pengantar untuk mata kuliah lain pun menggunakan bahasa Inggris. ”Setidaknya ada dua mata kuliah jurusan dalam satu semester yang menggunakan bahasa Inggris. Baik untuk bahasa pengantar, tugas maupun ujian,” jelas Irmulan.
Jika Prita mengatakan peran PR memang lebih dekat dengan media, maka hal yang sedikit berbeda diungkap Irmulan. Ia mengatakan, peran PR lebih luas dari sekadar berhubungan dengan media. Karena pada dasarnya PR berhubungan dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan instansinya. Seperti, karyawan, komunitas, media, investor, kelompok kepentingan, dan juga konsumen. Bahkan, secara struktural, PR berada dalam tataran manajemen.
Karena itulah, pendidikan yang ditawarkan UMB tidak hanya menekankan kepada kemampuan teknis saja, seperti menyiapkan press release, menangani keluhan, dan mengadakan event. Melainkan juga kemampuan manajerial, seperti kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengelola seluruh proses komunikasi di suatu instansi.
Salah satu teknik dasar yang diajarkan program studi PR adalah teknik Solaat. Berdasarkan teknik ini, jelas Prita, seorang PR harus ada beberapa tahapan prosedur yang harus dilakukan oleh seorang PR dalam bekerja. Yaitu meliputi assessment (penilaian keadaan), tujuan, media komunikasi yang digunakan, anggaran, implementasi, dan evaluasi.
Pada tahap assessment, seorang PR diharuskan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat, pandangan instansinya, serta pandangan dirinya sendiri mengenai proyek yang akan dijalankan. Setelah itu barulah ditentukan apa tujuan yang akan dicapai dari proyek tersebut. jika tujuan sudah didapat, maka barulah ditentukan media apa yang saling tepat yang akan digunakan. Sehingga tujuan dari proyek tersebut dapat tercapai. Setelah itu barulah ditentukan anggaran yang tepat. ”Karena itulah, perencanaan dan penguasaan bidang masalah menjadi penting bagi seorang PR,” jelas Prita.
Setelah tahap perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah implementasi dari perncanaan yang telah dibuat. Setelah implementasi, maka seorang PR harus mengadakan evaluasi terhadap proyek yang telah dilaksanakan. Irmulan mengatakan, kemampuan teknis dan manajerial yang diberikan, harus juga diimbangi dengan etika bisnis yang baik.
Bagaimana caranya berjabat tangan, berbicara dengan orang banyak dan sebagainya. Karena itu, mata kuliah mengenai etika berbisnis juga menjadi salah satu yang menjadi perhatian. Atas dasar itu, Irmulan menjelaskan, UMB menggunakan kurikulum yang diarahkan untuk membangun reputasi organisasi. ”Dalam kurikulum ini, semua mata kuliah kami arahkan untuk membangun reputasi organisasi. Contohnya adalah mata kuliah etika, yang mengajarkan etika yang baik dalam berbisnis,
Kunci
Penting PR
Fungsi Public Relation –dikenal juga dengan Humas– suatu organisasi publik umumnya mendapat tugas berbicara melalui berbagai media. Itu tidak salah, tetapi juga tidak lengkap. Teori koorientasi menerangkan bahwa berbicara penting, namun mendengar lebih penting. Kegagalan organisasi publik dapat berawal dari kekurang-mampuannya mendengar secara efektif.
Fungsi Public Relation –dikenal juga dengan Humas– suatu organisasi publik umumnya mendapat tugas berbicara melalui berbagai media. Itu tidak salah, tetapi juga tidak lengkap. Teori koorientasi menerangkan bahwa berbicara penting, namun mendengar lebih penting. Kegagalan organisasi publik dapat berawal dari kekurang-mampuannya mendengar secara efektif.
Penulisan Naskah PR
Persaingan yang semakin terbuka dan semakin kritisnya publik dalam menilai organisasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak terhadap kebutuhan informasi yang semakin meningkat. Perubahan yang terjadi dalam organisasi perlu dengan cepat disampaikan kepada berbagai publik. Upaya membangun dan memelihara hubungan dengan publik menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari.
Public relations bisa dipahami sebagai fungsi manajemen yang mengelola komunikasi dalam rangka menjembatani kepentingan organisasi dengan kepentingan beragam publik untuk mencapai tujuan pengertian bersama (mutual understanding), meningkatkan pemahaman, membangun ketertarikan, dan menumbuhkan simpati publik. Buku ini ditulis untuk mengembangkan keahlian profesional public relations, khususnya keahlian menulis. Jenis-jenis naskah tulisan yang biasa digunakan oleh praktisi untuk mengomunikasikan berbagai isu kepada beragam publik organisasi mencoba diulas secara detail. Contoh-contoh terbaru dari naskah public relations dilampirkan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang komprehensif.
Persaingan yang semakin terbuka dan semakin kritisnya publik dalam menilai organisasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak terhadap kebutuhan informasi yang semakin meningkat. Perubahan yang terjadi dalam organisasi perlu dengan cepat disampaikan kepada berbagai publik. Upaya membangun dan memelihara hubungan dengan publik menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari.
Public relations bisa dipahami sebagai fungsi manajemen yang mengelola komunikasi dalam rangka menjembatani kepentingan organisasi dengan kepentingan beragam publik untuk mencapai tujuan pengertian bersama (mutual understanding), meningkatkan pemahaman, membangun ketertarikan, dan menumbuhkan simpati publik. Buku ini ditulis untuk mengembangkan keahlian profesional public relations, khususnya keahlian menulis. Jenis-jenis naskah tulisan yang biasa digunakan oleh praktisi untuk mengomunikasikan berbagai isu kepada beragam publik organisasi mencoba diulas secara detail. Contoh-contoh terbaru dari naskah public relations dilampirkan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang komprehensif.
Selengkapnya, buku ini
membahas:
o Konteks dan Teknik Penulisan Naskah Public Relations
o Press Release
o Menulis Feature
o Backgrounders, Factsheet, Whitepaper, dan Brosur
o Menulis untuk Web Organisasi
o Newsletter
o Laporan Tahunan
o Evaluasi Penulisan Naskah Public Relations
Kata – Kata Kunci :
prinsip persaingan terbuka kritis publik menilai organisasi perkembangan teknologi informasi komunikasi berdampak kebutuhan meningkat perubahan cepat disampaikan upaya membangun memelihara hubungan dihindari public relations dipahami fungsi manajemen mengelola rangka menjembatani kepentingan beragam mencapai pengertian bersama mutual understanding meningkatkan pemahaman ketertarikan menumbuhkan simpati buku ditulis mengembangkan keahlian profesional khusus menulis jenis naskah tulisan biasa praktisi mengomunikasikan isu diulas secara detail contoh terbaru dilampirkan memberikan
o Konteks dan Teknik Penulisan Naskah Public Relations
o Press Release
o Menulis Feature
o Backgrounders, Factsheet, Whitepaper, dan Brosur
o Menulis untuk Web Organisasi
o Newsletter
o Laporan Tahunan
o Evaluasi Penulisan Naskah Public Relations
Kata – Kata Kunci :
prinsip persaingan terbuka kritis publik menilai organisasi perkembangan teknologi informasi komunikasi berdampak kebutuhan meningkat perubahan cepat disampaikan upaya membangun memelihara hubungan dihindari public relations dipahami fungsi manajemen mengelola rangka menjembatani kepentingan beragam mencapai pengertian bersama mutual understanding meningkatkan pemahaman ketertarikan menumbuhkan simpati buku ditulis mengembangkan keahlian profesional khusus menulis jenis naskah tulisan biasa praktisi mengomunikasikan isu diulas secara detail contoh terbaru dilampirkan memberikan
Konsenterasi Ilmu
Jurnalistik
Fakultas Ilmu Komunikasi mempunyai 1 (satu) Program studi, yaitu Ilmu komunikasi dengan 2 (dua) konsentrasi, yaitu konsentrasi Jurnalistik dan konsentrasi Hubungan Masyarakat (Public Relation).
a. Konsentrasi Ilmu Jurnalistik (Terakreditasi)
Pendidikan Program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Strata Satu (S1), bertujuan mempersiapkan sarjana yang terampil serta akademis dan profesional sebagai tenaga peneliti, perencana dan pengelola dibidang jurnalistik.
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kurikulum pendidikan dalam program studi ini memberikan perhatian terhadap aspek yang menyangkut perkembangan, proses, dampak, dan pendayagunaan teknologi komunikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sarjana Ilmu sosial bidang studi ilmu komunikasi konsentrasi ilmu jurnalistik, diharapkan memiliki :
1. Kemampuan dalam mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita/artikel, tajuk rencana, laporan mendalam secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik.
2. Pemahaman akan hukum yang mengatur media massa
3. Kepekaan akan aspek-aspek kehidupan dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4. Kemampuan mengelola dan mengembangkan usaha penerbitan media cetak dan atau elektronik.
5. Kemampuan melakukan penelitian dibidang media massa.
Luasnya bidang yang membutuhkan para sarjana bidang studi Ilmu Komunikasi, baik dibidang pemerintah maupun swasta merupakan lapangan pekerjaan yang terbuka bagi sarjana Ilmu Sosial ini, terutama sebagai tenaga peneliti, perencana dan pengelola, dan bidang-bidang khusus seperti perusahaan penerbitan SK, majalah, TV, Radio, Film, dan pekerjaan lain yang berkaitan.
b. Konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat (Terakreditasi)
Pendidikan program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat (Public Relation), bertujuan menghasilkan sarjana yang dapat bekerja dilembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta.
Hubungan Masyarakat penting dalam suatu organisasi, karena keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya ditentukan oleh peranan dan kegiatan hubungan masyarakat dalam memelihara hubungan baik dengan publik sasaran baik internal maupun eksternal.
Fakultas Ilmu Komunikasi mempunyai 1 (satu) Program studi, yaitu Ilmu komunikasi dengan 2 (dua) konsentrasi, yaitu konsentrasi Jurnalistik dan konsentrasi Hubungan Masyarakat (Public Relation).
a. Konsentrasi Ilmu Jurnalistik (Terakreditasi)
Pendidikan Program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Strata Satu (S1), bertujuan mempersiapkan sarjana yang terampil serta akademis dan profesional sebagai tenaga peneliti, perencana dan pengelola dibidang jurnalistik.
Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, kurikulum pendidikan dalam program studi ini memberikan perhatian terhadap aspek yang menyangkut perkembangan, proses, dampak, dan pendayagunaan teknologi komunikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sarjana Ilmu sosial bidang studi ilmu komunikasi konsentrasi ilmu jurnalistik, diharapkan memiliki :
1. Kemampuan dalam mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita/artikel, tajuk rencana, laporan mendalam secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik.
2. Pemahaman akan hukum yang mengatur media massa
3. Kepekaan akan aspek-aspek kehidupan dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
4. Kemampuan mengelola dan mengembangkan usaha penerbitan media cetak dan atau elektronik.
5. Kemampuan melakukan penelitian dibidang media massa.
Luasnya bidang yang membutuhkan para sarjana bidang studi Ilmu Komunikasi, baik dibidang pemerintah maupun swasta merupakan lapangan pekerjaan yang terbuka bagi sarjana Ilmu Sosial ini, terutama sebagai tenaga peneliti, perencana dan pengelola, dan bidang-bidang khusus seperti perusahaan penerbitan SK, majalah, TV, Radio, Film, dan pekerjaan lain yang berkaitan.
b. Konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat (Terakreditasi)
Pendidikan program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Ilmu Hubungan Masyarakat (Public Relation), bertujuan menghasilkan sarjana yang dapat bekerja dilembaga-lembaga pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta.
Hubungan Masyarakat penting dalam suatu organisasi, karena keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya ditentukan oleh peranan dan kegiatan hubungan masyarakat dalam memelihara hubungan baik dengan publik sasaran baik internal maupun eksternal.
Kelompok 2
Press Release
Press release adalah
tempat untuk memberikan info – info, berita, ataupun kegiatan – kegiatan yang
lainnya melalui siaran pers, media rilis, pernyataan pers atau rilis video
adalah komunikasi tertulis atau direkam diarahkan pada anggota media berita
untuk tujuan mengumumkan sesuatu seolah-olah berita. Biasanya, mereka dikirim,
fax, atau e-mail ke editor penugasan di surat kabar, majalah, stasiun radio,
stasiun televisi, atau jaringan televisi.
Tom Kelleher menyatakan
dalam bukunya, Public Relations Online: Konsep Abadi untuk Mengubah Media,
bahwa "mengingat bahwa publik berita-driven Anda termasuk wartawan
bonafide serta orang lain yang membaca dan melaporkan berita online, siaran
pers istilah tampaknya bekerja lebih baik secara online dari siaran pers
". Fraser Seitel juga mengacu pada siaran pers sebagai, "kakek PR
menulis kendaraan." Website telah mengubah cara siaran pers yang
disampaikan. Komersial, jasa fee-based press release distribusi, seperti
layanan berita kawat, atau layanan website gratis co-ada, membuat distribusi
berita lebih terjangkau dan meratakan lapangan bermain untuk usaha kecil.
Website seperti memegang repositori siaran pers dan mengaku membuat berita
perusahaan lebih menonjol di web dan dapat dicari melalui mesin pencari utama.
Penggunaan siaran pers
umum di bidang public relations (PR). Biasanya, tujuannya adalah untuk menarik
perhatian media yang menguntungkan untuk klien PR profesional dan / atau
memberikan publisitas untuk produk atau peristiwa dipasarkan oleh klien-klien.
Siaran pers menyediakan wartawan dengan subsidi informasi yang berisi
dasar-dasar yang diperlukan untuk mengembangkan berita. Siaran pers dapat
mengumumkan berbagai berita, seperti acara-acara terjadwal, promosi pribadi,
penghargaan, produk dan layanan baru, penjualan dan data keuangan lainnya,
prestasi, dll Mereka sering digunakan dalam menghasilkan cerita fitur atau
dikirim untuk tujuan konferensi pers mengumumkan, acara mendatang atau
perubahan dalam perusahaan. Penggunaan kritis atau berlebihan dari siaran pers
oleh wartawan telah dijuluki churnalism.
Sebuah pernyataan pers
adalah informasi yang diberikan kepada wartawan. Ini adalah pengumuman resmi
atau rekening suatu berita yang khusus disiapkan dan dikeluarkan untuk surat
kabar dan media berita lainnya bagi mereka untuk membuat dikenal masyarakat.
Contents
Ø Origins
Ø Elemen
Ø Model Distribusi
Origins
Artikel New York Times
menerbitkan verbatim dari siaran pers Ivy Lee Rilis ivy Lee seperti yang muncul
dalam The New York Times pada tahun 1906
Yang pertama siaran pers yang modern diciptakan oleh Ivy Lee, lembaga
Lee bekerja dengan Railroad Pennsylvania pada saat Atlantic City kecelakaan
kereta api 1906.. Ivy Lee dan perusahaan berkolaborasi untuk menerbitkan siaran
pers pertama langsung kepada wartawan, sebelum versi lain dari cerita, atau
pengandaian, dapat menyebar di antara mereka dan dilaporkan. Dia menggunakan
siaran pers, selain mengundang wartawan dan fotografer untuk adegan sebagai
sarana pembinaan komunikasi terbuka dengan media.
Public relations
pelopor Edward Bernays kemudian disempurnakan penciptaan dan penggunaan siaran
pers.
Elemen
Secara teknis, apa
sengaja dikirim ke wartawan atau sumber media dianggap siaran pers itu adalah
informasi yang dirilis oleh tindakan yang dikirim ke media. Namun, PR
profesional sering mengikuti format standar yang mereka percaya adalah efisien
dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan publisitas yang mereka
inginkan. Format ini seharusnya membantu wartawan siaran pers terpisah dari
metode komunikasi PR lainnya, seperti surat lapangan atau advisories media.
Umumnya, tubuh PR terdiri dari 4 sampai 5 paragraf dengan batas kata antara 400
sampai 500.
Beberapa elemen
struktur umum termasuk:
Ø Headline - digunakan untuk menarik perhatian
wartawan dan singkat meringkas berita
Ø Dateline - berisi tanggal rilis dan biasanya
kota yang berasal dari siaran pers
Jika tanggal yang
Tercantum adalah setelah tanggal bahwa informasi itu benar-benar dikirim ke
media, maka pengirim meminta embargo berita, wartawan yang berada di bawah
kewajiban untuk menghormati. Pendahuluan - paragraf pertama dalam siaran pers,
yang umumnya memberikan jawaban dasar untuk pertanyaan tentang siapa, apa,
kapan, dimana dan mengapa. Butuh penjelasan lebih lanjut, statistik, latar
belakang, atau detail lainnya yang relevan dengan berita. Boilerplate - umumnya
pendek "tentang" bagian, memberikan latar belakang independen
terhadap perusahaan penerbit, organisasi, atau individu. Tutup - di Amerika
Utara, secara tradisional simbol "-30 -" muncul setelah boilerplate
atau badan dan sebelum informasi kontak media, menunjukkan kepada media bahwa
pembebasan telah berakhir. Sebuah setara lebih modern telah menjadi simbol. Di
negara lain, cara lain untuk menunjukkan akhir rilis dapat digunakan, seperti
kata "berakhir". Media informasi kontak - nama, nomor telepon, alamat
email, alamat surat, atau informasi kontak lainnya untuk PR atau media
relations contact person lainnya.
Seperti Internet telah
diasumsikan tumbuh menonjol dalam siklus berita, press release gaya penulisan
telah berkembang tentu. Editor newsletter online, misalnya, sering kekurangan
staf untuk mengkonversi siaran pers tradisional prosa menjadi lebih mudah
dibaca, siap cetak copy. Siaran pers hari ini karena itu sering ditulis sebagai
artikel jadi yang memberikan lebih dari sekedar fakta telanjang. Sebuah gaya,
Format jurnalistik bersama dengan mungkin alur cerita yang provokatif dan
kutipan dari kepala sekolah dapat membantu memastikan distribusi yang lebih
luas di antara internet hanya publikasi mencari bahan yang cocok.
Model Distribusi
Dalam model distribusi
tradisional, bisnis, kampanye politik, atau melepaskan informasi entitas lain
kepada media menyewa agen publisitas untuk menulis dan mendistribusikan
informasi tertulis kepada Newswires dan jaringan lain dari wartawan. Dalam
model ini, bisnis ini pada akhirnya bertanggung jawab untuk kedua penciptaan
konten dan keputusan untuk mendistribusikannya, yang membuat siaran pers yang
diterbitkan sendiri. Namun, dalam industri, siaran pers diri diterbitkan adalah
do-it-yourself melepaskan yang melewati jaringan distribusi Newswire mahal.
Dalam pendekatan ini, yang populer dengan banyak bisnis yang sangat besar dan
hampir universal di antara organisasi kecil hanya mencari perhatian media
lokal, tenaga pemasaran bisnis sendiri menulis press release dan mengirimkannya
langsung ke pilihan mereka surat kabar atau media lainnya pakaian. Meski
sebelumnya dilakukan dalam skala kecil oleh individu atau mengirimkan fax
pengumuman ke sejumlah kecil media lokal, pendekatan ini sekarang cenderung
mengandalkan e-mail dan distribusi web. Beberapa model hybrid juga ada, yang
membayar untuk distribusi melalui jaringan didirikan, tetapi jika tidak
mengikuti model do-it-yourself.
Contoh Press Release
Green Day
Dalam rangka untuk
menjadi bagian kebanggaaan masyarakat Garut, Green Life akan mengadakan Green
day (kegiatan pelestarian linkungan) yang akan dilaksanakan pada hari Minggu 29
januari 2012 sebagai upaya pengurangan limbah dan sampah di lingkungan Garut.
Lokasi kegiatan ini akan dilakukan dari alun - alun Garut yang akan dimulai
dari pukul 08.00 - 15.00 WIB. Dalam acara tersebut juga ada berupa acara lomba
jalan santai, hiburan musik, dan kumpul komunitas yang ada di daerah Garut.
Sebetulnya kegiatan
pelestarian lingkungan sudah sering dilakukan oleh warga Garut, Namun sayang
keberadaan sampah dan limbah tak terpakai masih tetap menjadi masalah.Kegiatan
awal yang akan dilakukan oleh Green Life adalah mengkomunikasikan kembali
tentang pelestarian lingkungan kapada masyarakat agar kesadaran akan pentingnya
acara-acara seperti ini untuk dilakukan.
Selain itu Green Life
juga akan mengajak pihak - pihak terkait seperti SKDP Garut, polhut Garut,
satlantas Garut, radio, dan komunitas yang ada di Garut untuk ikut serta
berpartisipasi di acara ini bukan hanya pada awal kagiatan saja tetapi juga
diharapkan memiliki tanggung jawab dan kesadaran pada acara selanjutnya.
Kelompok
3
Menulis Feature
Apa sih definisi
feature? Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan
bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature.
Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak
ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah
sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus
klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan
analisis berita.
Jadi feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk
disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga
bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.
Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature
bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki
satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung
si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat
bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana
secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal,
membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke
tempat peristiwa.
Jadi, Jika dalam
penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam
penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’.
Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis
feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar
dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar
masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan
tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan
jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk
berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk
mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Asep Syamsul M. Romli
menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan
beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
1. Mengandung segi human
interest
Tulisan feature
memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah
emosi—menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature
juga harus mengandung segi human interest atau human touch—menyentuh rasa
manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang
pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras),
yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam
sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan
cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah
cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan
faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang
yang sedang bercerita.
Jadi, feature adalah
jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari
pemenuhan fungsi menghibur (entertainment) sebuah surat kabar.
UNRUR-UNSUR PENULISAN
FEATURE
Unsur penulisan feature
menurut Williamson ada 5 yaitu:
1. Kreatifitas
(creativity).
Laporan feature harus
mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang
telah ditelusuri.
2. Subjektivitas
(subjectivity).
Sangat mungkin
menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar,
sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.
3. Informatif
(informativeness).
Materi laporan tentang hal yang ringan, namun
berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak
diliput media lain.
4. Menghibur
(entertainment).
Laporan harus berwarna-warni terhadap
berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga
pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak.
5. Tidak Dibatasi Waktu
(unperishable).
Bahwa feature tidak
lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.
JENIS-JENIS FEATURE
Feature kepribadian
(Profil)
Profil mengungkap
manusia yang menarik. Misalnya, tentang seseorang yang secara dra-matik,
melalui berbagai liku-liku, kemudian mencapai karir yang istimewa dan sukses
atau menjadi terkenal karena kepribadian mereka yang penuh warna.
Agar efektif, profil
seperti ini harus lebih dari sekadar daftar pencapaian dan tanggal-tang-gal
penting dari kehidupan si individu. Profil harus bisa mengungkap karakter
manusia itu. Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, penulis feature
tentang pribadi seperti ini seringkali harus mengamati subyek mereka ketika
bekerja; mengunjungi rumah mereka dan mewawancara teman-teman, kerabat dan
kawan bisnis mereka.
Profil yang komplit
sebaiknya disertai kutipan-kutipan si subyek yang bisa meng-gambarkan dengan
pas karakternya. Profil yang baik juga semestinya bisa memberikan kesan kepada
pembacanya bahwa mereka telah bertemu dan berbicara dengan sang tokoh.
Banyak sumber yang
diwawancara mungkin secara terbuka berani mengejutkan Anda dengan mengungkap
rahasia pribadi atau anekdot tentang si subyek. Tapi, banyak sumber lebih suka
meminta agar identitasnya dirahasiakan. Informasi sumber-sumber itu penting
untuk memberikan balans dalam penggambaran si tokoh.
Feature sejarah
Feature sejarah
memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa penting, seperti proklamasi
kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi.
Koran juga sering menerbitkan feature peringatan 100 tahun lahir atau
meninggalnya seorang tokoh.
Kisah feature sejarah
juga bisa terikat pada peristiwa-peristiawa mutakhir yang mem-bangkitkan minat
dalam topik mereka. Jika musibah gunung api terjadi, koran sering memuat
peristiwa serupa di masa lalu.
Feature sejarah juga
sering melukiskan landmark (monumen/gedung) terkenal, pionir, fi-losof,
fasilitas hiburan dan medis, perubahan dalam komposisi rasial, pola perumahan,
makanan, industri, agama dan kemakmuran.
Setiap kota atau
sekolah memiliki peristiwa menarik dalam sejarahnya. Seorang penulis feature yang
bagus akan mengkaji lebih tentang peristiwa-peristiwa itu, mungkin dengan
dokumen historis atau dengan mewawancara orang-orang yang terlibat dalam
peristiwa-peristiwa bersejarah.
Fature petualangan
Feature petualangan
melukiskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengangkan — mungkin
pengalaman seseorang yang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat ter-bang,
mendaki gunung, berlayar keliling dunia, pengalaman ikut dalam peperangan.
Dalam feature jenis
ini, kutipan dan deskripsi sangat penting. Setelah bencana, misalnya, penulis
feature sering menggunakan saksi hidup untuk merekontruksikan peristiwa itu
sendiri. Banyak penulis feature jenis ini memulai tulisannya dengan aksi —
momen yang paling menarik dan paling dramatis.
Feature musiman
Reporter seringkali
ditugasi untuk menulis feature tentang musim dan liburan, tentang Ha-ri Raya,
Natal, dan musim kemarau. Kisah seperti itu sangat sulit ditulis, karena agar
tetap menarik, reporter harus menemukan angle atau sudut pandang yang segar.
Contoh yang bisa
dipakai adalah bagaimana seorang penulis menyamar menjadi Sin-terklas di Hari
Natal untuk merekam respon atau tingkah laku anak-anak di seputar hara raya
itu.
Feature Interpretatif
Feature dari jenis ini
mencoba memberikan deskripsi dan penjelasan lebih detil terhadap topik-topik
yang telah diberitakan. Feature interpretatif bisa menyajikan sebuah
or-ganisasi, aktifitas, trend atau gagasan tertentu. Misalnya, setelah kisah
berita meng-gambarkan aksi terorisme, feature interpretatif mungkin mengkaji identitas,
taktik dan tujuan terotisme.
Berita memberikan
gagasan bagi ribuan feature semacam ini. Setelah perampokan bank, feature
interpretatif bisa saja menyajikan tentang latihan yang diberikan bank kepada
pegawai untuk menangkal perampokan. Atau yang mengungkap lebih jauh tipikal
pe-rampok bank, termasuk peluang perampok bisa ditangkap dan dihukum.
Feature kiat
(how-to-do-it feature)
Feature ini berkisah
kepada pembacanya bagaimana melakukan sesuatu hal: bagaimana membeli rumah,
menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mem-pererat tali
perkawinan.
Kisah seperti ini
seringkali lebih pendek ketimbang jenis feature lain dan lebih sulit dalam
penulisannya. Reporter yang belum berpengalaman akan cenderung menceramahi atau
mendikte pembaca — memberikan opini mereka sendiri — bukannya mewawancara
sum-ber ahli dan memberikan advis detil dan faktual.
Kelompok
4
Backgorund Press
Konvergensi media
adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan
dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk
pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya
konvergensi jaringan.
Konvergensi jaringan
adalah koeksistensi efisien telepon, video dan komunikasi data dalam satu
jaringan. Penggunaan beberapa mode komunikasi dalam jaringan tunggal menawarkan
kenyamanan dan fleksibilitas bukan tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah
Konvergensi pada
umumnya berarti persimpangan media lama dan baru. Henry Jenkins menyatakan bahwa
konvergensi adalah,
“ Aliran konten di platform beberapa
media, kerja sama antara industri beberapa media, dan perilaku migrasi khalayak
media. ”
Konvergensi media tidak
hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga termasuk
pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong konsumen
untuk mencari informasi baru.Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana
individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan
berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru
media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada
konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan konvergensi
media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi.
Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data melalui
komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten). Teori
konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan
bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat.
Pendorong konvergensi
media
Perubahan perilaku
konsumen:
Pada tahun 2009 sebuah
penerbitan surat kabar media di Amerika SerikatThe Boston Globe menunggu nasib
untuk ditutup atau diteruskan oleh investor baru. Performa koran yang sudah
berusia 137 tahun itu terus merosot karena perubahan perilaku konsumen membaca
berita. Oplah menurun 14 persen dalam enam bulan ditahun 2009.
Tahun 2009 di Amerika
Serikat merosotnya sirkulasi dan pendapatan dari iklan juga memaksa surat kabar
Tribune Co. memutuskan hubungan kerja 61 orang dari 205 tim berita The
Baltimore Sun. Sepekan sebelumnya, Chicago Tribune juga merumahkan 53 karyawan
ruang redaksi.
Untuk mencapai tujuan
tersebut, Sarjana Ilmu Sosial bidang studi ilmu komusikasi Konsentrasi Ilmu
Hubungan Masyarakat diharapkan memiliki:
1. Pengetahuan tentang berbagai kegiatan lembaga eksternal dan internal, memantau, menemukan serta membantu dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan publik.
2. Pengetahuan dan wawasan dibidang teknis penelitian, perencanaan dan pengelolaan program kehumasan serta melakukan komunikasi dan evaluasi.
3. Kemampuan menggunakan Teknik Komunikasi lisan maupun tulisan, gambar dalam situasi perorangan, kelompok dan massa.
4. Kemampuan dan keterampilan dibidang kehumasan dan menciptakan kerjasama untuk kepentingan kehumasan bersama.
Lapangan pekerjaan bagi para lulusan program studi ini cukup luas, karena semua organisasi pemerintah maupun swasta memiliki unit kerja, khususnya yang menangani hubungan masyarakat
1. Pengetahuan tentang berbagai kegiatan lembaga eksternal dan internal, memantau, menemukan serta membantu dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan publik.
2. Pengetahuan dan wawasan dibidang teknis penelitian, perencanaan dan pengelolaan program kehumasan serta melakukan komunikasi dan evaluasi.
3. Kemampuan menggunakan Teknik Komunikasi lisan maupun tulisan, gambar dalam situasi perorangan, kelompok dan massa.
4. Kemampuan dan keterampilan dibidang kehumasan dan menciptakan kerjasama untuk kepentingan kehumasan bersama.
Lapangan pekerjaan bagi para lulusan program studi ini cukup luas, karena semua organisasi pemerintah maupun swasta memiliki unit kerja, khususnya yang menangani hubungan masyarakat
Kelompok
5
Newsletter
Orang-orang yang bergelut di dunia komunikasi khususnya Public
Relations pasti sudah tidak asing dengan seluk beluk newsletter. Newsletter
merupakan salah satu media internal yang saat ini banyak dimiliki/diproduksi
perusahaan/organisasi/lembaga ataupun komunitas lain. Newsletter
is report or open letter giving informal or confidential news of interest
to a special group or A circular letter, written or printed
for the purpose of disseminating news. Newsletter adalah laporan
atau surat terbuka yang memberikan berita informal atau mungkin
rahasia yang menarik bagi kelompok khusus, newsletter juga bisa
disebut surat edaran, ditulis atau dicetak untuk tujuan menyebarkan berita.
Dalam wikipedia pengertian newsleter adalah merupakan alat komunikasi yang digunakan seorang humas dalammemberikan informasi mengenai perusahaan,baik menyangkut produk yang dihasilkan, orang yang terlibat, serta informasi lain yang dapat
membantu publiknya dalam berhubungan dengan urusanbisnisnya. Pengiriman
nawala secara teratur memungkinkan pihak yang terkait untuk mengetahui
perkembangan informasi dan keadaan dalam perusahaan.
Fungsi newsletter adalah sebagai media untuk:
1. Memotifasi karyawan/anggota perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas
lainnya untuk meningkatkan kinerjanya
2. Menumbuhkan self of belonging (rasa memiliki)
terhadap perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas
3. Menjamin arus
komunikasi efektif
4. Menampung dan
menyampaikan aspirasi anggota
5. Menyampaikan
instruksi/informasi dari atasan
6. Menyampaikan
pengumuman penting
Ciri-ciri newsletter:
1. Berisi informasi
atau berita yang sesuai dengan minat pembacanya (anggota
perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya)
2. Mengedepankan human
interest
3. Berisi informasi
mengenai kegiatan perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya
4. Informasi yang
disajikan bersifat ringan (mudah dibaca, mudah dimengerti)
5. Profil pegawai
6. Berupa lembaran, 1
lembar atau 2 lembar
7. Desainnya menarik
8. Banyak foto
kegiatan perusahaan/organisasai/ lembaga/ komunitas lainnya
9. Desainnya menarik
dan penuh warna
10. Penerbitannya
berkala
Rubrikasi (rubrik yang seallu ada dalam setiap edisi)
1. Headline, berupa
kegiatan besar yang berlangsung di perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas
lainnya
2. Profil anggota
3. Tips
4. Foto kegiatan
5. Humor
6. Informasi dari
bagian SDM atau Humas
7.
Prestasi perusahaan/organisasi/lembaga/komunitas lainnya
Susunan tim redaksi sederhana:
- Pelindung
- Pengarah
- Penanggungjawab
- Pemimpin redaksi
- Wakil pemimpin
- Redaksi
- Redaktur Pelaksana
- Editor
- Layout/Desain
- Reporter
- Koresponden
- Dokumentasi/foto
- Sirkulasi/distribusi
Tulisan ini bukanlah
pemaparan mengenai newsletter yang ideal, melainkan hanyalah penjabaran dari
newsletter yang selama ini saya buat, tentu saja masih ada kekurangan dan
kesalahan disana-sini. Jadi, mohon pembaca memberi masukan beberapa hal tentang
newsletter yang ideal ya…
Posting Komentar untuk "UAS Penulisan Humas"