Rangkuman Bab 5 Psikologi Komunikasi
Rangkuman Bab 5 dari salah satu buku Psikologi Komunikasi,
di dalam buku ini, terdapat rangkuman tentang strategi-strategi komunikasi di dalam psikologi,
pertama adalah yang harus di bahas adalah
1 strategi dan spontanitas. strategi adalah pengunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.Anda menggunakan strategi bila orang menduga anda mempunyai motif-motif tersembunyi anda berkomunikasi dengan udang dibalik batu
Para psikolog sosial
juga mengenal mode.Pada tahun 1960an. tema utama mereka adalah persepsi sosial.
1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.
2. Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
Dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam :
1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder
2) In-group dan Out-group
3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
1) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley (1909).
Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal, dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan.
Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasimassa ,
fakultas, serikat buruh, dan sebagainya.
Perbedaan kelompok prmer dan kelompok sekunder dari karakteristik komunikasinya adalah sebagai berikut :
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas.
Artinya dalam kelompok primer kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal.
Sebaliknya pada kelompok sekunder,
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita personal. ialah siapa dia, bukan apakah dia. Siapa dia berarti yang dilihat adalah hakikat kemanusiaannya,
3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan
daripada aspek isi.
di dalam buku ini, terdapat rangkuman tentang strategi-strategi komunikasi di dalam psikologi,
pertama adalah yang harus di bahas adalah
1 strategi dan spontanitas. strategi adalah pengunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.Anda menggunakan strategi bila orang menduga anda mempunyai motif-motif tersembunyi anda berkomunikasi dengan udang dibalik batu
2.Netralitas dan Empati.Netralitas
berarti sikap impersonal -memperlakukan orang lain tidak sebagai persona ,
melainkan sebagai objek .Bersikap netral bukan berarti objektif, melainkan
menunjukan sikap tak acuh, tidak menghiraukan perasaan dan pengalaman orang
lain.
3.superioritas dan persamaan.
superioritas artinya sikap menunjukan anda lebih tinggi atau lebih baik dari
pada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan, atau
kecantikan (dalam istilah islam, ini disebut takabur)
4.Kepastian dan Provisionalisme. dekat
dengan superioritas adalah kepastian (certainty). Orang yang memiliki kepastian
bersifat dogmatis, ingin menang sendiri, dan melihat pendapatnya sebagai
kebenaran mutlak yang tidak dapat dinggaggu gugat.
sikap terbuka
sikap terbuka (open mindedness) amat
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
lawan dari sikap terbuka adalah
dogmatisme, sehingga untuk memahami sikap terbuka , kita harus mengidentifikasi
lebih dahulu karakteristik orang dogmatis, dalam daftar dihalaman
berikut.
Marilah kita melihat contoh-contoh yang
lebih jelas dan karakteristik orang yang dogmatis atau bersikap tertutup :
1. Menilai pesan berdasarkan motif
pribadi : orang dogmatis tidak akan memperhatikan logika suatu propinsi, ia
lebih banyak melihat sejauh mana proposisi itu sesuai dengan dirinya.
2. Berpikir simplistis. Bagi orang
dogmatis , dunia ini hanya hitam dan putih, tidak ada kelabu,
3. Berorientasi pada
sumber . Bagi orang dogmatis yang paling penting ialah siapa yang berbicara,
bukan apa yang dibicarakan
4. Mencari Informasi
dari sumber sendiri. Orang-orang dogmatis hanya mempercayai sumber informasi
mereka sendiri.
5. Secara kaku
mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya.
Berbeda dengan orang
yang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional, orang dogmatis
menerima kepercayaannya secara mutlak.
6.Tidak mampu
membiarkan inkonsistensi. Orang dogmatis tidak tahan hidup dalam susasana
inkonsistensi. Ia menghindari kontradiksi atau benturan gagasan.
Bab 5
SISTEM KOMUNIKASI
KELOMPOK
5.1 Kelompok dan
Pengaruhnya pada Perilaku Komunikasi
Pada dasawarsa
berikutnya, tema ini memudar, Study tentang pembentukan dan perubahan sikap
juga mengalami pasang surut.
Minat yang tinggi
ini telah memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai jenis kelompok dan
pengaruh kelompok pada perilaku
marilah kita mulai
dengan klasifikasi kelompok
5.2 Klasifikasi Kelompok
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok.
Orang-orang yang berkumpul di pasar, terminal bis, atau yang sedang antri di
loket bioskop tidak dapat disebut kelompok, tetapi disebut kumpulan/agregat.
Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran dari anggota-anggotanya akan adanya ikatan yang sama yang mempersatukan mereka.
Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :
Supaya agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran dari anggota-anggotanya akan adanya ikatan yang sama yang mempersatukan mereka.
Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :
1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.
2. Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
II. Klasifikasi Kelompok
Dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam :
1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder
2) In-group dan Out-group
3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
1) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley (1909).
Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal, dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan.
Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi
Perbedaan kelompok prmer dan kelompok sekunder dari karakteristik komunikasinya adalah sebagai berikut :
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas.
Artinya dalam kelompok primer kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal.
Sebaliknya pada kelompok sekunder,
komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus
bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal
tertentu saja).
Di sini lambang komunikasi umumnya verbal dan
sedikit sekali nonverbal.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita personal. ialah siapa dia, bukan apakah dia. Siapa dia berarti yang dilihat adalah hakikat kemanusiaannya,
bahwa dia adalah seorang manusia dengan
segenap sifat-sifatnya sebagai manusia, yang baik dan yang buruk, yang
mempunyai kekuatan sekaligus juga kelemahan.
Sedangkan pada kelompok sekunder yang
diperhatikan adalah apakah dia. Artinya yang dilihat adalah jabatan atau
statusnya atau posisinya di tengah-tengah masyarakat seperti profesi atau
pekerjaannya.
Hubungan kita dengan anggota kelompok primer
bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (non-transferable).
3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan
daripada aspek isi.
Dalam kelompok primer, komunikasi yang
berlangsung
selain lebih menekankan pada relasi antara peserta yang terlibat (komunikator –
komunikan ,misalnya orangtua-anak, guru-murid, dokter-pasien, atasan-
bawahan), juga menekankan pada cara penyampaian pesan.
Komunikasi dalam konteks ini dilakukan untuk memelihara hubungan
Baik. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi lebih menekankan
pada isi/content atau substansinya.
selain lebih menekankan pada relasi antara peserta yang terlibat (komunikator –
komunikan ,misalnya orangtua-anak, guru-murid, dokter-pasien, atasan-
bawahan), juga menekankan pada cara penyampaian pesan.
Komunikasi dalam konteks ini dilakukan untuk memelihara hubungan
Baik. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi lebih menekankan
pada isi/content atau substansinya.
-
Ingroup dan Outgroup
In-group adalah kelompok kita, dan Out-group adalah kelompok mereka.
Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder.
Keluarga kita adalah in-group kelompok primer. Fakultas adalah in-group kelompok sekunder.
Perasan in-group diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama.
Untuk membedakan in-group dan out-group, kita membuat batas/boundaries, yang menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar.
Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis (Indonesia, Thailand, dsb.); sukubangsa (Jawa, Batak, Minang); pandangan/ideologi (Muslim, Kristen, liberal, konservatif,); profesi (akuntan, pedagang, dokter, dosen); bahasa (Inggris, Cina); status sosial (elite, menengah, bawah).
- Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb yang melahirkan istilah membership group dan reference group.
Kelompok rujukan
In-group adalah kelompok kita, dan Out-group adalah kelompok mereka.
Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder.
Keluarga kita adalah in-group kelompok primer. Fakultas adalah in-group kelompok sekunder.
Perasan in-group diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama.
Untuk membedakan in-group dan out-group, kita membuat batas/boundaries, yang menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar.
Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis (Indonesia, Thailand, dsb.); sukubangsa (Jawa, Batak, Minang); pandangan/ideologi (Muslim, Kristen, liberal, konservatif,); profesi (akuntan, pedagang, dokter, dosen); bahasa (Inggris, Cina); status sosial (elite, menengah, bawah).
- Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb yang melahirkan istilah membership group dan reference group.
Kelompok rujukan
-
diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat
ukur/standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika Anda
menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap,
-
maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Jika
Anda menggunakannya sebagai teladan bagaimana seharusnya tidak bersikap,
kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif.
Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi :
Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi :
-
1. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak
kita, hubungkanlah pesan kita dengan kelompok rujukan kita.
-
2. kelompok-kelompok itu mempunyai nilaiyang bermacam-macamsebagai
kelompok rujukan.
Misalnya bagi sebagian orang, keluarga mungkin lebih
penting dari organisasi masa, dan bagi orang lain mungkin sebaliknya. Dalam merencanakan pesannya, komunikator harus
memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok rujukan yang lebih tepat bagi
kelompok tertentu.
-
3. Kelompok keanggotaan jelas menentukan
serangkaian perilaku yang baku
bagi anggota-anggotanya. Standar perilaku ini dapat digunakan untuk menambah
peluang diterimanya pesan kita.
-
4. Suasan fisik komuniksi dapat menunjukkan
kemungkinan satu kelompok rujukan didahulukan dari kelompok rujukan yang lain.
-
5. kadang-kadang kelompok rujukan yang positif
dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong respons positif dari
khalayak.
-Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
-Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
-
John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori, yaitu
kategori deskriptif dan kategori preskriptif.
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.
5.1.2. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.
5.1.2. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
-
Ada tiga macam pengaruh kelompok terhadap komunikasi
individu sebagai berikut :
1. Konformitas/conformity
2. Fasilitas sosial
3. Polarisasi
1) Konformitas
1. Konformitas/conformity
2. Fasilitas sosial
3. Polarisasi
1) Konformitas
-
Konformitas adalah perubahan perilaku atau
kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok , baik secara
nyata/real maupun hanya bayangan.
Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
-
Jadi kalau Anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,
aturlah teman-teman Anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta
persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan Anda secara berurutan menunjukkan
persetujuan mereka.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh 33 orang perwakilan daerah.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh 33 orang perwakilan daerah.
-
Salah seorang calon ketua umum (misalnya A) merancang 5
orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat pemilihan tersebut
dan menyatakan pilihannya pada A.
-
Maka setelah kelima orang tersebut selesai berbicara,
anggota-anggota perwakilan daerah lainnya tanpa sadar akan ”terbawa” pada
pendapat/pilihankelima orang tersebut, sehingga akan terpilih Calon A menjadi
Ketua Umum.
2) Fasilitas social
2) Fasilitas social
-
Yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah
peningkatan prestasi individu karena disaksikan kelompok.
Contoh, banyak pemain teater yang pada waktu latihan aktingnya “biasa-biasa” saja, tetapi pada waktu pertunjukan yang sesungguhnya akting mereka meningkat luar biasa dalam arti penghayatan mereka terhadap peran mereka benar-benar bagus.
Jadi ketika mereka ditonton oleh khalayak banyak atau orang banyak, prestasi pemain teater itu jauh lebih baik.
Contoh lainnya adalah :
Contoh, banyak pemain teater yang pada waktu latihan aktingnya “biasa-biasa” saja, tetapi pada waktu pertunjukan yang sesungguhnya akting mereka meningkat luar biasa dalam arti penghayatan mereka terhadap peran mereka benar-benar bagus.
Jadi ketika mereka ditonton oleh khalayak banyak atau orang banyak, prestasi pemain teater itu jauh lebih baik.
Contoh lainnya adalah :
-
Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat
baik perilakunya . Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah
kelompoknya (baca : Geng Nero),
-
maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif.
Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya,
-
karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di
rumah ia terlihat diam dan kalem.
3) Polarisasi
3) Polarisasi
-
Yang terjadi dalam komunikasi kelompok adalah,
bahwa sebelum diskusi kelompok,
-
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.
Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan
tertentu,
-
setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras lagi.
Jadi polarisasi adalah proses mengkutub,
Jadi polarisasi adalah proses mengkutub,
-
baik ke arah mendukung/positif/pro maupun kearah
menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.
kok gak bisa di copast ya? hehe
BalasHapussilahkan via email febrianmp@gmail.com / twitter @FebrianMaulanaP jika ingin copyan wordnya terimakasih wslam wr wb
BalasHapusklw bole tau ini dari buku apa ya ?
BalasHapus